UKHUWAH ISLAMIYAHOleh Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas حفظه اللهعَنْ أَبِيْ حَمْزَةَ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ خَادِمِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم قَالَ لاَ يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ [مِنَ الْخَيْرِ] رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ Abu Hamzah, Anas bin Mâlik Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda “Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian hingga ia mencintai untuk saudaranya segala apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri berupa kebaikan”. [HR al-Bukhâri dan Muslim].TAKHRIJ HADITS Hadits ini shahîh, diriwayatkan oleh Al-Bukhâri no. 13, Muslim no. 45, Ahmad III/176, 206, 251, 272, 289, Abu Awanah I/33, At-Tirmidzi no. 2515, Ibnu Majah no. 66, An-Nasa`i VIII/115, Darimi II/307, Abu Ya’la no. 2880, 3171, 3069, 3245, Ibnu Hibban no. 234, 235.Hadits di atas dikeluarkan oleh al-Bukhâri dan Muslim dalam kitab Shahîh keduanya, dari hadits Qatadah, dari Anas; sedangkan lafazh milik Muslim berbunyiحَتَّى يُحِبَّ ِلأَخِيْهِ ، أَوْ قَالَ لِجَارِهِ.“Hingga ia mencintai untuk saudaranya; atau beliau bersabda Untuk tetangganya ”Dan Ahmad, Ibnu Hibban, dan Abu Ya’la mengeluarkan pula hadits yang semakna dengan lafazhلاَ يَبْلُغُ عَبْدٌ حَقِيْقَةَ اْلإِيْمَانِ حَتَّى يُحِبَّ لِلنَّاسِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ.“Seorang hamba tidak dapat mencapai hakikat iman, hingga ia mencintai kebaikan untuk manusia seperti yang ia cintai untuk dirinya.”SYARAH HADITS Syaikh al-Albâni rahimahulllah berkata, “Ketahuilah bahwa tambahan ini مِنَ الْخَيْرِ berupa kebaikan, adalah tambahan yang sangat penting yang dapat menentukan makna yang dimaksud dalam hadits ini, karena kata “kebaikan” adalah satu kata yang mencakup berbagai amal ketaatan dan perbuatan mubah, baik dalam masalah dunia maupun akhirat -selain yang dilarang karena kata “kebaikan” tidak mencakupnya- sebagaimana sudah jelas. Salah satu kesempurnaan akhlak seorang muslim, ialah ia mencintai kebaikan untuk saudaranya sesama muslim, seperti yang ia cintai untuk dirinya sendiri. Demikian pula ia membenci kejelekan untuk saudaranya, seperti kebenciannya untuk dirinya sendiri. Meskipun hal ini tidak disebutkan dalam hadits, namun ini termasuk dalam kandungannya karena mencintai sesuatu mengharuskan membenci sesuatu yang menjadi lawannya”[1]Al-Hafizh Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah mengatakan[2] “Riwayat Imam Ahmad rahimahullah di atas menjelaskan hadits yang diriwayatkan oleh al-Bukhâri dan Muslim, dan bahwa yang dimaksud dengan tidak beriman ialah tidak mencapai hakikat dan puncak iman karena iman seringkali dianggap tidak ada karena ketiadaan rukun-rukun dan kewajiban-kewajibannya, seperti sabda Rasulullah Shallallahu alaihi wa يِزْنِي الزَّانِي حِيْنَ يَزْنِي وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلاَ يَسْرِقُ السَّارِقُ حِيْنَ يَسْرِقُ وَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلاَ يَشْرَبُ الْخَمْرَ حِيْنَ يَشْرَبُهَا وَهُوَ مُؤْمَنٌ.“Pezina tidak berzina ketika ia berzina sedang ia dalam keadaan mukmin; pencuri tidak mencuri ketika ia mencuri sedang ia dalam keadaan mukmin; dan orang tidak minum minuman keras ketika ia meminumnya sedang ia dalam keadaan beriman”[3]Juga seperti sabda beliau Shallallahu alaihi wa sallamلاَ يُؤْمِنُ مَنْ لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ.“Tidak beriman orang yang tetangganya tidak merasa aman dari gangguan-gangguannya”[4]Imam an-Nawawi rahimahullah berkata,“Para ulama mengatakan bahwa maknanya ialah tidak beriman dengan iman yang sempurna, karena pokok iman itu ada pada orang yang tidak memiliki sifat ini”[5]Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqalani rahimahullah berkata, “Yang dimaksud ialah dinafikannya kesempurnaan iman. Penafian nama sesuatu dengan makna menafikan kesempurnaannya telah masyhur dalam dialek bangsa Arab, seperti perkataan mereka, Si fulan itu bukan manusia’.”[6] Maksudnya, dinafikan salah satu Amr bin Shalah rahimahullah mengatakan, “Maknanya, tidak sempurna iman seseorang hingga ia mencintai untuk saudara semuslim seperti ia mencintai untuk dirinya sendiri”[7]Para ulama berbeda pendapat tentang pelaku dosa besar; apakah dia dinamakan mukmin yang kurang imannya atau tidak dikatakan mukmin? Sesungguhnya yang benar dikatakan dia muslim dan bukan mukmin menurut salah satu dari dua pendapat, dan kedua pendapat tersebut diriwayatkan dari Imam Ahmad, atau ia mukmin dengan imannya dan fasik dengan dosa orang yang mengerjakan dosa-dosa kecil, iman tidak hilang dari dirinya secara total, namun ia orang mukmin yang kurang beriman dan imannya berkurang sesuai dengan kadar dosa kecil yang ia pendapat yang mengatakan bahwa pelaku dosa besar dinamakan seorang mukmin yang kurang imannya diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu anhu, dan merupakan pendapat Ibnul-Mubarak, Ishaq, Ibnu Ubaid, dan selain hadits di atas ialah di antara sifat iman yang wajib, adalah seseorang mencintai untuk saudaranya yang mukmin apa yang ia cintai untuk dirinya dan membenci untuknya apa yang ia benci untuk dirinya sendiri. Jika sifat tersebut hilang darinya, maka imannya berkurang[8]Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدِ اسْتَكْمَلَ اْلإِيْمَانُ.“Barangsiapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi karena Allah, dan menahan tidak memberi karena Allah, maka sungguh, telah sempurna imannya”[9]Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaمَنْ أَحَبَّ أَنْ يُزَحْزَحَ عَنِ النَّارِ وَيُدْخَلَ الْجَنَّةَ فَلْتَأْتِهِ مَنِيَّتُهُ وَهُوَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ، وَلْيَأْتِ إِلَى النَّاسِ الَّذِيْ يُحِبُّ أَنْ يُؤْتَى إِلَيْهِ.“Barang siapa ingin dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka hendaklah ia mati dalam keadaan beriman kepada Allah dan hari Akhir, dan hendaklah ia menunaikan dan berbuat kebaikan kepada orang lain apa yang ia senang bila orang lain berbuat baik kepadanya”[10]Dalam Shahîh Muslim juga disebutkan dari hadits Abu Dzarr Radhiyallahu anhu ia berkata Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda kepadakuيَا أَبَا ذَرٍّ! إِنِّي أَرَاكَ ضَعِيْفًا، وَإِنِّي أُحِبُّ لَكَ مَا أُحِبُّ لِنَفْسِيْ، لاَ تَتَأَمَّرَنَّ عَلَى اثْنَيْنِ، وَلاَ تَوَلَّيَنَّ مَالَ يَتِيْمٍ.“Wahai, Abu Dzarr! Sungguh, aku melihat engkau sebagai orang yang lemah dan aku mencintai untuk dirimu apa yang aku cintai untuk diriku. Janganlah engkau memimpin dua orang, dan jangan pula memegang harta anak yatim”[11]Dari an-Nu’man bin Basyir dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabdaمَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.“Perumpamaan kaum mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam”[12]Ini menunjukkan, bahwa orang mukmin terganggu dengan apa saja yang mengganggu saudaranya yang mukmin dan sedih oleh apa saja yang membuat saudaranya hadits Anas Radhiyallahu anhu yang sedang kita bicarakan ini menunjukkan, bahwa orang mukmin dibuat gembira oleh sesuatu yang membuat gembira saudaranya yang mukmin dan menginginkan kebaikan untuk saudaranya yang mukmin seperti yang ia inginkan untuk dirinya sendiri. Ini semua terjadi karena seorang mukmin hatinya harus bersih dari dengki, penipuan, dan hasad. Hasad membuat pelakunya tidak mau diungguli siapa pun dalam kebaikan atau diimbangi di dalamnya, karena orang yang hasad senang lebih unggul atas seluruh kelebihannya dan ia sendiri yang memilikinya tanpa siapa pun dari iman menghendaki kebalikannya yaitu agar ia diikuti seluruh kaum mukminin dalam kebaikan yang diberikan Allah kepadanya tanpa mengurangi sedikit pun kebaikannya.[13]Dalam Al-Qur`ân Allah Ta’ala memuji orang-orang yang tidak ingin sombong dan tidak membuat kerusakan di bumi. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirmanتِلْكَ الدَّارُ الْآخِرَةُ نَجْعَلُهَا لِلَّذِينَ لَا يُرِيدُونَ عُلُوًّا فِي الْأَرْضِ وَلَا فَسَادًا ۚ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ“Negeri akhirat itu Kami jadikan bagi orang-orang yang tidak menyombongkan diri dan tidak membuat kerusakan di bumi. Dan kesudahan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa”.[Al-Qashshash/2883].Mengenai ayat ini, Ikrimah dan selainnya dari para ahli tafsir mengatakan “Maksud dari kata al-uluwwu fil ardhi, ialah sombong, mencari kehormatan, dan kedudukan pada pemiliknya. Sedangkan maksud al-fasâd, ialah mengerjakan berbagai kemaksiatan”[14]Ada dalil yang menunjukkan bahwa orang yang tidak ingin disaingi orang lain dalam ketampanan itu tidak Ahmad dan al-Hakim dalam Shahîh-nya dari hadits Ibnu Mas’ud, ia berkata “Aku datang kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dan ketika itu Malik bin Mirarah ar-Rahawi berada di tempat beliau. Aku dapati Malik bin Murarah ar-Rahawi berkata, Wahai Rasulullah! Aku telah diberi ketampanan seperti yang telah engkau lihat; oleh karena itu, aku tidak ingin salah seorang manusia mengungguliku dengan tali sandal dan selebihnya, apakah itu termasuk kezhaliman?’ Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak. Itu tidak termasuk kezhaliman, namun kezhaliman ialah orang yang sombong.’ Atau beliau bersabda, Namun kezhaliman ialah orang yang menolak kebenaran dan menghina manusia”[15]Imam Abu Dawud rahimahullah[16] meriwayatkan hadits semakna dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Di haditsnya disebutkan kata al-kibru sombong sebagai ganti dari kata al-baghyu kezhaliman. Pada hadits di atas Nabi Shallallahu alaihi wa sallam tidak mengatakan ketidaksukaan Malik bin Murarah untuk disaingi siapa pun dalam ketampanan sebagai bentuk kezhaliman atau kesombongan. Beliau juga menafsirkan kesombongan dan kezhaliman dengan arti merendahkan kebenaran, yang tidak lain adalah sombong terhadapnya dan menolak menerima kebenaran karena sombong jika kebenaran tersebut bertentangan dengan hawa sinilah salah seorang ulama Salaf mengatakan “Tawadhu`, ialah engkau menerima kebenaran dari siapa pun yang membawanya kendati yang membawanya adalah anak kecil. Barang siapa menerima kebenaran dari siapa pun yang membawanya anak kecil, atau orang dewasa, orang yang dicintainya, atau orang yang dibencinya, maka ia orang yang tawadhu`. Dan barang siapa menolak menerima kebenaran karena sombong terhadapnya, maka ia orang yang sombong”.Sedangkan menghina manusia dan merendahkan mereka bisa terjadi dengan cara seseorang melihat pribadinya sebagai orang yang sempurna dan melihat orang lain sebagai orang yang tidak seorang mukmin harus mencintai untuk kaum mukminin apa yang ia cintai untuk dirinya dan tidak menyukai untuk mereka apa yang tidak ia sukai untuk dirinya. Jika ia melihat kekurangan dalam hal agama pada saudaranya, ia berusaha untuk seorang yang shâlih dari ulama Salaf berkata “Orang-orang yang mencintai Allah melihat dengan cahaya Allah, merasa kasihan dengan orang yang bermaksiat kepada Allah, membenci perbuatan-perbuatan mereka, merasa kasihan kepada mereka dengan cara menasihati mereka untuk melepaskan mereka dari perbuatannya, dan menyayangkan badan mereka sendiri jika sampai terkena neraka”[17]Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabdaلاَ حَسَدَ إِلاَّ فِي اثْنَتَيْنِ رَجُلٌ آتَاهُ اللهُ مَالاً فَهُوَ يُنْفِقُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ، وَرَجُلٌ آتَاهُ اللهُ الْقُرْآنَ فَهُوَ يَقْرَؤُهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَآنَاءَ النَّهَارِ.“Tidak boleh hasad kecuali kepada dua orang orang yang diberi harta oleh Allah kemudian ia menginfakkannya di pertengahan malam dan pertengahan siang dan orang yang diberikan Al-Qur`ân oleh Allah kemudian ia membacanya di pertengahan malam dan pertengahan siang”[18]Dan beliau bersabda mengenai orang yang melihat orang lain menginfakkan hartanya dalam ketaatan kepada Allah, kemudian ia berkataلَوْ أَنَّ لِيْ مَالاً لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلاَنٍ . فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ .“Seandainya aku memiliki harta, aku pasti mengerjakan seperti apa yang dikerjakan si fulan. Ia dengan niatnya itu, maka pahala keduanya sama”[19]Adapun dalam hal kelebihan dunia, maka tidak boleh mengharapkan kelebihan seperti itu karena Allah Ta’ala berfirman, yang artinya Maka keluarlah dia Qarun kepada kaumnya dengan kemegahannya. Orang-orang yang menginginkan kehidupan dunia berkata “Mudah-mudahan kita memiliki harta kekayaan seperti apa yang telah diberikan kepada Qarun, sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar”. Tetapi orang-orang yang dianugerahi ilmu berkata “Celakalah kamu! Ketahuilah, pahala Allah lebih baik bagi orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, dan pahala yang besar itu hanya diperoleh oleh orang-orang yang sabar”. [Al-Qashshash/2879-80].Tentang firman Allah Subhanahu wa Ta’ تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ“Dan janganlah kalian iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain…. -an-Nisâ`/4 ayat 32- yang dimaksud ayat di atas adalah hasad, yaitu seseorang menginginkan keluarga atau harta seperti yang diberikan kepada saudaranya, dan berharap semua itu berpindah tangan kepadanya. Ayat di atas juga ditafsirkan dengan keinginan yang dilarang syari’at dan melawan takdir, misalnya seorang wanita ingin menjadi laki-laki, atau kaum wanita menginginkan kelebihan-kelebihan agama seperti yang diberikan kepada kaum laki-laki misalnya jihad, atau kaum wanita menginginkan kelebihan-kelebihan duniawi seperti yang dimiliki kaum laki-laki seperti warisan, akal, kesaksian, dan lain sebagainya. Ada juga yang menyatakan bahwa ayat di atas merangkum itu demikian, seorang mukmin harus bersedih karena tidak memiliki kelebihan-kelebihan agama. Oleh karena itu, dalam agama, seorang muslim diperintahkan melihat kepada orang yang berada di atasnya dan berlomba-lomba di dalamnya dengan mengerahkan segenap tenaga dan kemampuannya, seperti difirmankan Allah Subhanahu wa Ta’alaوَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ“…Dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba”. [Al-Muthaffifîn/8326].Seorang muslim tidak boleh benci diikuti orang lain dalam masalah agama. Justru, ia menyukai seluruh manusia terlibat dalam persaingan dalam kelebihan-kelebihan agama dan menganjurkannya. Dan ingat, semua ini harus dilakukan semata-mata karena Allah Ta’ mengisyaratkan bahwa pemberian nasihat kepada manusia ialah hendaklah seorang mukmin suka kalau manusia berada di atas kedudukannya. Ini kedudukan dan derajat tertinggi dalam nasihat, namun tidak diwajibkan. Namun yang diperintahkan dalam syari’at ialah hendaklah seorang mukmin suka kalau manusia seperti dirinya dalam berbuat kebajikan. Kendati demikian, jika ada orang yang mengungguli dirinya dalam kelebihan agama, ia berusaha keras mengejarnya, sedih atas kelalaian dirinya, dan gundah atas ketertinggalannya dari menyusul orang-orang yang lebih dahulu dalam mukmin harus terus melihat dirinya lalai dari kedudukan tinggi karena sikap seperti itu membuahkan dua hal yang berharga 1 berusaha keras dalam mencari keutamaan-keutamaan dan meningkatkannya, dan 2 ia melihat dirinya sebagai orang yang kurang sempurna.[20]Jika seseorang mengetahui bahwa Allah memberikan kelebihan khusus kepada dirinya dan kelebihan itu tidak diberikan Allah kepada orang lain kemudian ia menceritakannya kepada orang lain untuk kemaslahatan agama, ia menceritakannya dalam konteks menceritakan nikmat, dan melihat dirinya lalai dalam bersyukur, maka hal ini Abbas Radhiyallahu anhuma berkata, “Aku membaca salah satu ayat Al-Qur`ân kemudian aku ingin seluruh manusia mengetahuinya seperti yang aku ketahui.”[21]FAWA`ID HADITS 1. Diperbolehkan menafikan sesuatu karena tidak adanya kesempurnaan padanya, seperti sabda Nabi Shallallahu alaihi wa sallam لاَ صَلاَةَ بِحَضْرَةِ الطَّعَامِ. “Tidak ada shalat ketika makanan telah disajikan”[22] Maksudnya, shalatnya tidak sempurna, karena hati orang yang shalat tersebut akan menjadi sibuk oleh makanan yang telah tersaji itu, dan contoh-contoh seperti ini sangat banyak. 2. Seseorang wajib mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri. Sebab, dinafikannya iman dari orang yang tidak mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri menunjukkan wajibnya perbuatan tersebut, karena keimanan tidak boleh dinafikan kecuali karena hilangnya sesuatu yang wajib padanya atau adanya sesuatu yang menafikan keimanan tersebut. 3. Termasuk keimanan pula membenci untuk saudaranya apa yang dibenci untuk dirinya sendiri. 4. Di dalam hadits ini terdapat celaan terhadap sikap egois, membenci orang lain, hasad dan balas dendam, karena orang yang di dalam hatinya terdapat semua sifat ini berarti tidak mencintai untuk saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya sendiri, bahkan ia berharap nikmat yang Allah berikan pada saudaranya yang beriman itu hilang darinya. Nas-alullâhas-salâmah wal-âfiyah. 5. Setipa mukmin dan mukminah wajib menjauhi sifat hasad dengki, iri dan sifat buruk lainnya karena dapat mengurangi imannya. 6. Hadits ini menunjukkan bahwa iman itu bisa bertambah dan berkurang; bertambah dengan melakukan ketaatan dan berkurang dengan sebab melakukan maksiat. 7. Mengamalkan kandungan hadits ini menjadikan menyebarnya rasa cinta diantara pribadi-pribadi dalam satu masyarakat Islami dan akan saling tolong-menolong dan bahu-membahu sehingga bagaikan satu tubuh. 8. Mencintai kebaikan untuk seorang muslim merupakan salah satu cabang keimanan. 9. Berlomba-lomba dalam kebajikan merupakan kesempurnaan iman. 10. Anjuran untuk mempersatukan hati manusia dan memperkuat hubungan antara kaum mukminin. 11. Islam bertujuan menciptakan masyarakat yang harmonis dan penuh kasih sayang. 12. Umat Islam hendaknya menjadi laksana satu bangunan dan satu tubuh. Ini diambil dari bentuk keimanan yang sempurna yaitu mencintai untuk saudaranya apa yang dicintai untuk dirinya sendiri. Wallâhu a’ dan fî Syarhil Arba’în an-Nawawiyyah, karya Dr. Musthafa al-Bugha dan Muhyidin Ulum wal Hikam, karya Ibnu Rajab al-Hanbali. Tahqîq Syu’aib al-Arnauth dan Ibrahim Abi Abu Ya’ wa Fawâ`id minal-Arba’în an-Nawawiyyah, karya Nazhim Muhammad Ibni Hibban dengan at-Ta’liqâtul-Hisân ala Shahîh Ibni al-Ahâdîts Arba’în an-Nawawiyyah, karya Syaikh Muhammad bin Shâlih al- Ibni Jarir kitab-kitab lainnya.[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 03/Tahun XII/1429H/2008M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079] _______ Footnote [1] Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah I/1/155-156. [2] Lihat Jâmi’ul Ulûm wal-Hikam I/302. [3] Shahîh. HR al-Bukhâri no. 2475, Muslim no. Muslim no. 57, Ahmad II/376, dan Ibnu Hibban no. 186-At-Ta’lîqâtul-Hisân, dari Sahabat Abu Hurairah. [4] Shahîh. HR. Al-Bukhâri no. 6016, Muslim no. 46, dan Ahmad II/288 dari Sahabat Abu Hurairah. [5] Syarah Shahîh Muslim II/16. [6] Fat-hul Bâri I/57. [7] Syarah Shahîh Muslim II/17. [8] Lihat Jâmi’ul Ulûm wal-Hikâm I/303. [9] Hasan. HR Abu Dawud no. 4681 dan al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah no. 3469 dari Abu Umamah al-Bahili Radhiyallahu anhu . Hadits ini dihasankan oleh Syaikh al-Albâni dalam Silsilah al-Ahâdîts ash- Shahîhah no. 380, dan hadits ini memiliki beberapa syawahid. [10] Shahîh. HR Muslim no. 1844, Ahmad II/161, Abu Dawud no. 4248, an-Nasâ`i VII/153, dan Ibnu Majah no. 3956 dari Sahahabat Abdullah bin Amr bin al-Ash Radhiyallahu anhuma [11] Shahîh. HR Muslim no. 1826, Abu Dawud no. 2868, an-Nasâ`i VI/255, dan Ibnu Hibban no. 5538-at-Ta’lîqâtul-Hisân. [12] Shahîh. HR al-Bukhâri no. 6011, Muslim no. 2586 dan Ahmad IV/270, dari Sahabat an-Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhu , lafazh ini milik Muslim [13] Jâmi’ul Ulûm wal-Hikam I/306. [14] Lihat Tafsîr ath-Thabari X/114-115. [15] Shahîh. HR Ahmad I/385 dan al-Hakim IV/182. [16] Sunan Abi Dawud no. 4092 dengan sanad yang shahîh. [17] Jâmi’ul Ulûm wal-Hikam I/308. [18] Shahîh. HR Ahmad I/385, 432, al-Bukhâri no. 73, Muslim no. 816, Ibnu Majah no. 4208, dan Ibnu Hibban no. 90-at-Ta’lîqâtul-Hisân dari Sahabat Ibnu Mas’ud. [19] Shahîh. Diriwayatkan oleh Ahmad IV/230-231, at-Tirmidzi no. 2325, Ibnu Majah no. 4228, al-Baihaqi IV/ 189, al-Baghawi dalam Syarhus-Sunnah XIV/289, dan ath-Thabrani dalam Mu’jamul- Kabir XXII/ 345-346, no. 868-870, dari Sahabat Abu Kabsyah al-Anmari Radhiyallahu anhu [20] Lihat Jâmi’ul Ulûm wal-Hikam I/308-309. [21] Jâmi’ul Ulûm wal Hikam I/310. [22] Shahîh. HR Muslim no. 560Dikutipdari buku Langkah-langkah Menjadi Pemimpin Disarikan dari Alquran dan Hadist oleh Fachruddin Mangunjaya, sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim membahas soal tugas seorang pemimpin. "Barangsiapa yang diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan surga baginya." Apakah semua hadist Bukhari atau Muslim pasti shahih? Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ada beberapa hal yang perlu dijelaskan terlebih dahulu agar tidak rancu dalam memahami duduk permasalahannya. Al-Imam Al-Bukhari adalah seorang muhaddits yang lahir tahun 810-896. Beliau banyak melakukan kritik hadits dan masterpiece beliau adalah kitab yang disebut dengan istilah Ash-Shahih. Orang biasa menyebutnya dengan shahih Bukhari. Judul lengkapnya adalah Jami’ Ash-Shahih Al-Musnad Al-Mukhtashar min Haditsi Rasulillah shallallahu alaihi wasallam wa sunanihi wa ayyamihi. Kitab yang berisi hadits secara terulang-ulang atau 4000 haditsbila tidak diulang-ulangini oleh semua ahli hadits diakui sebagai kitab yang sudah mengalami seleksi yang teramat ketat dan tidak main-main. Agar sebuah hadits bisa lolos seleksi ketat Al-Imam Bukhari dan tertulis di dalamnya, maka proses yang dialaminya menjadi sangat panjang. Misalnya, para perawi yang meriwayatkan hadits ini harus lolos seleksi yang teramat ketat. Karena Al-Bukhari menelusurinya dari ujung rambut sampai ujung kaki. Nyaris tidak ada seorang pun yang pernah berdusta yang akan dipakai hadits oleh beliau. Bahkan jangankah berdusta, sekedar berpakaian kurang sopan dan tidak selayaknya dalam pandangan masyarakat, sudah dinilai miring oleh beliau. Maka hadits-hadits yang diriwayatkan oleh orang tersebut pastilah mengalami diskualifikasi. Tidak masuk ke dalam jajaran hadits di dalam kitab beliau. Maka keshahihan semua hadits yang ada di dalam kitab As-Shahih yang disusun oleh Al-Bukhari telah menjadi ijma’ ulama sedunia. Bahkan kitab ini mendapat julukan kitab tershahih kedua setelah Al-Quran Al-Kariem. Kitab Karya Al-Bukhari Selain Ash-Shahih Namun yang jarang diketahui adalah ternyata Al-Imam Al-Bukhari punya karya hadits yang lain selain kitab Ash-Shahihnya. Di mana karya-karya itu memang memuat hadits, namun beliau sendiri tidak menjamin apakah hadits yang ada di dalam karyanya itu shahih atau tidak. Kalau beliau tidak menjamin, bukan berarti pasti tidak shahih. Tidak demikian cara kita memahaminya. Namun beliau tidak melakukan penyeleksian seperti ketika menyusun Ash-Shahih. Di antara kitab yang pernah ditulis oleh beliau adalah duakitab kecil yang diberi judul Raf’ul Yadain mengangkat kedua tangan dan Ashshalatu khalfal imam shalat di belakang imam. Kedua kitab ini cukup tipis, meski berisi hadits juga. Dan beliau tidak menjaminkan keshahihan hadits-hadits yang ada di dalamnya. Selain itu juga ada kitab Adabul Mufrad yang berisi sekitar1000-an hadits, di mana beliau pun tidak memberikan jaminan keshahihannya. Selain kitab hadits, ternyata Al-Imam Al-Bukhari juga seorang penulis sejarah. Dua kitab sejarah yang beliau susun adalah At-tarikh Al-Kabir dan At-Tarikh Ash-Shaghir. Keduanya sejak pertama kali ditulis, sama sekali tidak bicara tentang hadits nabawi. Kitab ini adalah kitab sejarah, jadi sama sekali bukan kitab hadits. Maka jangan berharap untuk mendapatkan hadits-hadits yang shahih sebagaimana yang kita dapat dari kitab Ash-Shahih. Kesimpulan Jadi semua hadits yang terdapat di dalam kitab Ash-Shahih dipastikan atau dijamin keshahihannya. Sedangkan bila tidak terdapat di dalamnya, meski pun ditulis oleh Al-Bukhari, belum tentu hadits itu shahih. Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc
Bukhari no. 6021. dan Muslim, no. 1005) Hadits tentang shodaqoh tersebut menjelaskan bahwa setiap kebaikan yang kita lakukan merupakan sedekah. Jadi, apapun yang kita perbuat dengan tujuan kebaikan dan dapat bermanfaat bagi orang lain dapat terhitung menjadi sedekah bagi kita. Tak hanya itu, shodaqoh juga memiliki sederet keutamaan yang
Hasil pencarian tentang Dan+hadits+Nabi+yang+diriwayatkan+oleh+Imam+Bukhari+ Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat mereka adalah Bani Hasyim dan Bani Mutalib..., lalu Nabi saw. memberikan peringatan kepada mereka secara terang-terangan; demikianlah menurut keterangan...hadis yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dan dirikanlah salat itu pada kedua tepi siang yaitu di waktu pagi dan sore; yang dimaksud adalah salat...yang buruk yakni dosa-dosa yang kecil....Kemudian sahabat itu menceritakannya kepada Nabi saw....Maka Nabi saw. bersabda sampai dengan perkataannya berikut ini, "... hal ini berlaku bagi umatku seluruhnya...Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim. Dan jika kalian memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan...Akan tetapi jika kalian bersabar tidak mau membalas sesungguhnya itulah bersikap sabar itulah yang...lebih baik bagi orang-orang yang sabar kemudian Nabi saw. membatalkan sumpahnya itu, dan membayar kafaratnya...Demikianlah menurut hadis yang telah diriwayatkan oleh Imam Bazzar. berupa batu-batu dan suara keras yang mengguntur atau dari bawah kakimu dengan diamblaskan/ditelan...berbeda keinginannya dan merasakan kepada sebagian kamu keganasan sebagian yang lain." dengan cara...diriwayatkan oleh Imam Bukhari....Dan Imam Muslim meriwayatkan tentang sabda Nabi saw., "Aku memohon kepada Tuhanku agar Ia tidak menjadikan...Dan sehubungan dengan hadis pertama, Imam Muslim mengatakan bahwa kejadiannya pasti akan ada hanya saja Dan katakanlah sewaktu kamu memasuki kembali Mekah "Yang benar telah datang yakni agama Islam dan...Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap akan surut, lalu lenyap....Memang ketika Nabi saw. memasuki kota Mekah, beliau menemukan tiga ratus enam puluh berhala berada di...sekitar Kakbah, kemudian Nabi saw. menusukinya dengan tongkat yang berada di tangannya sehingga semuanya...Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu yaitu kalimat tauhid itu...Rabb mereka, agama mereka dan nabi mereka....di dalam hadis Imam Bukhari dan Imam Muslim dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim yaitu orang-orang...kafir; oleh sebab itu mereka tidak mendapat petunjuk untuk memberikan jawaban yang benar....apa yang Dia kehendaki. Janganlah kalian menjadi bersama Nabi kalian seperti orang-orang yang menyakiti Musa seperti perkataan...mereka kepada Nabi Musa, "Sesungguhnya tidak ada yang mencegahnya untuk mandi bersama kita melainkan...Lalu Nabi Musa mengejarnya dan dapat menyusulnya, segera ia mengambil pakaiannya untuk menutupi dirinya...Dan adalah dia seorang yang mempunyai kedudukan terhormat di sisi Allah."....Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari. Ayat ini seperti yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari melalui Ibnu Abbas diturunkan berkenaan dengan...orang-orang yang merasa malu untuk membuang air besar atau merasa malu berjimak karena kemaluan mereka...Akan tetapi menurut pendapat yang lain dikatakan bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan perihal orang-orang...mereka sembunyikan dan apa yang mereka lahirkan sehingga sembunyi mereka tidak ada gunanya lagi sesungguhnya...Allah Maha Mengetahui segala isi hati artinya Dia mengetahui semua apa yang ada di dalam hati. yaitu mesjid yang didirikan oleh Nabi saw. sewaktu pertama kali beliau menginjakkan kakinya di tempat...Demikianlah menurut penjelasan yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari adalah lebih berhak daripada...Dan Allah menyukai orang-orang yang bersih artinya, Allah akan memberikan pahala kepada mereka....Menurut hadis yang lain, yang telah diriwayatkan oleh Imam Bazzar disebutkan bahwa para sahabat mengatakan...Maka Nabi saw. menjawab, "Itulah yang benar, maka peganglah cara ini oleh kalian." Ingatlah Pada hari ketika bumi diganti dengan bumi yang lain dan demikian pula langit yaitu hari kiamat..., kemudian manusia digiring untuk dikumpulkan di suatu tanah yang putih bersih sebagaimana yang telah...disebutkan di dalam hadis kitab Sahih Bukhari dan Muslim....Sehubungan dengan hal ini Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwasanya Nabi saw. ditanya mengenai...Lalu Nabi saw. menjawab, "Berada di shirath." Dan ingatlah ketika Kami hadapkan Kami cenderungkan kepadamu serombongan jin yaitu jin Nashibin...Nabi saw. ketika itu berada di lembah Nakhl sedang melakukan salat Subuh berjemaah dengan para sahabatnya...Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang mendengarkan Alquran, maka...Ketika pembacaan telah selesai ketika nabi selesai membaca Alquran mereka kembali pulang kembali...Alquran kepada kaumnya sebagai pemberi peringatan akan datangnya azab jika mereka tidak beriman kepada Nabi Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang Nabi saw. telah...bersabda bahwa yang dimaksud adalah surah Al-Fatihah....Demikianlah menurut riwayat yang dikemukakan oleh Bukhari dan Muslim; surah Al-Fatihah dinamakan demikian...karena selalu dibaca berulang-ulang dalam setiap salat dan Alquran yang agung. Sesungguhnya orang-orang yang kafir akan ayat-ayat Allah dan membunuh pada satu qiraat yuqatiluuna...yang berarti memerangi nabi-nabi tanpa alasan yang benar, dan membunuh orang-orang yang menyuruh berlaku...Diriwayatkan bahwa mereka telah membunuh 43 orang nabi kemudian mereka dicegah oleh 170 orang pengikut-pengikut...nabi tersebut namun akhirnya mereka pun dibunuh oleh mereka pada saat yang sama maka gembirakanlah...Menyebutkan 'gembirakanlah' adalah sebagai penghinaan bagi mereka, dan khabar 'inna' dimasuki oleh fa Dan telah Kami utus rasul-rasul yang telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dulu, dan rasul-rasul...yang belum Kami kisahkan....Diriwayatkan bahwa Allah swt. mengirim delapan ribu orang nabi, empat ribu dari kalangan Bani Israel...dan empat ribu lagi dari kalangan manusia lainnya ini dikatakan oleh Syekh dalam surah Ghafir....Dan Allah telah berbicara dengan Musa sebenar berbicara artinya secara langsung. Dan begitulah perumpamaan azab-Nya azab Rabbmu apabila Dia mengazab penduduk negeri-negeri yang dimaksud...adalah penduduknya yang berbuat lalim dengan melakukan perbuatan-perbuatan dosa....Sesungguhnya azab-Nya itu adalah sangat pedih lagi keras sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari dan...Imam Muslim meriwayatkan sebuah hadis melalui Abu Musa Al-Asyari yang menceritakan bahwasanya Rasulullah...Kemudian Rasulullah saw. membacakan firman-Nya, "Dan begitulah azab Rabbmu.." Hud 102 Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim melalui Aisyah katanya, "Rasulullah saw. membaca ayat, 'Dialah...yang telah menurunkan kepadamu kitab, di antara isinya ialah ayat-ayat yang muhkamat...' dan seterusnya...disebutkan oleh Allah, maka waspadalah terhadap mereka.'"...Diriwayatkan pula oleh Thabrani dalam Al-Kabir melalui Abu Musa Al-Asyari, bahwa ia mendengar Nabi saw...mengatakan, 'Kami beriman padanya, semuanya dari sisi Tuhan kami dan tidaklah yang beroleh peringatan Untuk kalianlah agama kalian yaitu agama kemusyrikan dan untukkulah agamaku" yakni agama Islam....Ayat ini diturunkan sebelum Nabi saw. diperintahkan untuk memerangi mereka....Ya Idhafah yang terdapat pada lafal ini tidak disebutkan oleh ahli qiraat sab'ah, baik dalam keadaan...Akan tetapi Imam Ya'qub menyebutkannya dalam kedua kondisi tersebut. Kemudian jika ia menceraikannya lagi, maksudnya si suami setelah talak yang kedua, maka wanita itu...lain serta mencampurinya sebagaimana tersebut dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim..., maksudnya istri dan bekas suami yang pertama untuk kembali pada perkawinan mereka setelah berakhirnya...Itulah, maksudnya semua yang telah disebutkan itu peraturan-peraturan Allah yang dijelaskan-Nya kepada...kaum yang mau mengetahui atau merenungkan. Mereka menanyakan kepadamu hai Muhammad tentang harta rampasan perang, siapakah yang berhak menerimanya...Katakanlah, kepada mereka "Harta rampasan perang itu kepunyaan Allah dan rasul-Nya harta rampasan...Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Al-Hakim di dalam kitab Al-Mustadrak sebab itu...hubungan antara kalian dengan penuh kecintaan dan tinggalkanlah persengketaan dan taatlah kalian kepada...Allah dan rasul-Nya, jika kamu adalah orang-orang yang beriman." yang benar-benar beriman. yang telah dilakukan oleh orang-orang jahiliah....Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Said bin Musayyab yang telah mengatakan bahwa bahirah ialah...Dan ham ialah unta pejantan yang dipekerjakan dalam masa yang telah ditentukan dan jika masanya telah...apa pun dan nama lain dari jenis unta itu ialah hami....biasa dilakukan oleh nenek moyang mereka. Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata artinya engkau tidak akan dapat melihat-Nya sebab hal...Dijelaskan pula dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yaitu, "Sesungguhnya kamu itu akan...Ada penafsiran lain yang mengatakan, bahwa yang dimaksud ialah bahwa pandangan mata itu tidak akan dapat...apa-apa yang terlihat itu tidak dapat melihat-Nya; dan tiada selain-Nya mempunyai sifat ini dan Dialah...Yang Maha Lembut terhadap kekasih-kekasih-Nya lagi Maha Waspada terhadap mereka. Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka untuk memerangi mereka kekuatan apa saja yang kalian sanggupi...Demikianlah menurut hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan dari kuda-kuda yang ditambat lafal...untuk membuat takut kalian membuat gentar dengan adanya persiapan itu musuh Allah dan musuh kalian...artinya orang-orang kafir Mekah dan orang-orang yang selain mereka terdiri dari orang-orang munafik...yang cukup yakni pahalanya dan kalian tidak akan dianiaya tidak akan dikurangi sedikit pun dari pahala kalimat maksudnya dengan perintah dan larangan yang dibebankan kepadanya....maksudnya dari anak cucuku dijadikan imam-imam....Firman-Nya, "Janji-Ku ini tidak mencapai untuk dijadikan imam orang-orang yang aniaya" yakni orang-orang...yang ingkar di antara mereka....Sebaliknya bagi orang yang tidak aniaya, tidak tertutup kemungkinan untuk diangkat sebagai imam. Kemudian makanlah dari setiap buah-buahan dan tempuhlah masukilah jalan Rabbmu jalan-jalan yang telah...ditunjukkan oleh-Nya kepadamu di dalam mencari rezekimu yang telah dimudahkan lafal dzululan ini adalah...Artinya jalan yang telah dimudahkan bagimu sehingga amat mudah ditempuh sekali pun sangat sulit dan kamu...Sungguh Nabi saw. telah memerintahkan untuk meminum madu bagi orang yang perutnya kembung demikianlah...menurut riwayat yang telah dikemukakan oleh Imam Bukhari dan Muslim. Adapun orang-orang yang beriman dan beramal saleh, maka Allah akan menyempurnakan dengan memakai ya...dan nun pahala-pahala mereka dan Allah tidak menyukai orang-orang yang aniaya." artinya Allah akan...Diriwayatkan bahwa Allah swt. mengirim kepadanya satu lapis awan yang membawanya naik....Bukhari dan Muslim meriwayatkan sebuah hadis bahwa ia akan turun nanti dekat hari kiamat dan akan melaksanakan...hukum menurut syariat nabi kita. Bagi mereka berita gembira di dalam kehidupan dunia makna ayat ini ditafsirkan oleh hadis sahih yang...diketengahkan oleh Imam Hakim, bahwa berita gembira ini berupa mimpi yang baik yang dilihat oleh seorang...wali Allah, atau mimpi yang baik itu diperlihatkan kepadanya dan dalam kehidupan di akhirat mereka...mendapatkan surga dan pahala....Yang demikian itu hal yang telah disebutkan itu adalah kemenangan yang besar. Maka manakah nikmat-nikmat atau karunia-karunia Rabb kamu berdua hai manusia dan jin yang kamu dustakan...Istifham atau kata tanya yang terdapat dalam ayat ini mengandung makna taqrir atau menetapkan, demikian...itu karena ada sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Hakim melalui Jabir yang telah menceritakan...tiada sekali-kali aku bacakan kepada mereka ayat ini, "Maka manakah nikmat-nikmat Rabb kamu berdua yang...Ar Rahman, 13 melainkan mereka menjawabnya, "Wahai Rabb kami, tiada satu pun nikmat-Mu yang kami dustakan Jika kamu mendapatkan pendustaan dari kaummu, wahai Nabi, janganlah bersedih....Dari situ, kamu akan mendapatkan bahwa dirimu bukanlah rasul pertama yang didustakan dan disakiti oleh...Nabi Nûh didustakan oleh kaumnya, bangsa 'Ad mendustakan Nabi Hûd dan bangsa Tsamûd mendustakan Nabi Sehubungan dengan ayat ini Imam Bukhari telah meriwayatkan sebuah hadis, bahwa pada tahun itu juga, yaitu...tahun sembilan Hijriah, Nabi saw. mengutus Ali untuk mempermaklumkan ayat-ayat ini pada hari raya kurban...Yang isinya ialah, bahwasanya sesudah tahun ini tidak boleh lagi orang musyrik melakukan haji dan tawaf...Dan beritakanlah beritahukanlah kepada orang-orang kafir akan siksaan yang pedih azab yang pedih dengan...cara dibunuh dan ditawan dan mendapat siksaan neraka kelak di akhirat. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif...Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan,
Demikianpula menurut yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Musaddad dan Ali ibnul Madini, keduanya dari Yahya ibnu Sa'id Al-Qattan dengan lafaz yang sama. Imam Bukhari pun meriwayatkan hadis ini pada bagian lain dalam tafsirnya. dan diriwayatkan pula oleh Abu Daud, Nasai, dan Ibnu Majah dari berbagai jalur melalui Syu'bah dengan lafaz yang BANYAKNYA hadis palsu yang beredar membuat para ahli hadis menyaringnya. Para ulama sepakat bahwa hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim mempunyai kadar shahih atau kebenaran yang tinggi. Hal itu dikarenakan kedua imam tersebut telah melakukan penyaringan yang sangat ketat terhadap hadis-hadis yang beredar. Hadist yang diriwayatkan oleh salah satu dari kedua imam itu saja sudah diakui oleh para ulama akan kebenarannya. Apalagi hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari yang juga diriwatkan oleh Muslim, tentu tingkat kebenarannya lebih tinggi. Sehingga para ulama sepakat bahwa Hadis yang diriwayatkan oleh kedua imam itu benar-benar berasal dari perkataan Nabi. Adalah Al-Imam Al-Bukhari dan Al-Imam Muslim, dua orang ulama ahli hadits yang pertama kali menyusun kitab hadits yang hanya berisikan hadits-hadits shahih sesuai dengan syaratnya. Metode yang ditempuh dalam penyusunan kitab tersebut adalah dengan memilih periwayat-periwayat yang harus memenuhi persyaratan hadits shahih yaitu sanadnya bersambung sampai Rasulullah, dinukil dari periwayat yang takwa, kuat hafalannya, tidak mudah lupa, tidak ganjil menyelisihi hadits shahih yang lebih kuat dan tidak cacat. Adapun Al-Imam Al-Bukhari dalam penyusunan kitabnya menentukan persyaratan lagi yang lebih ketat. Diantaranya periwayat-periwayat rawi haruslah sejaman dan mendengar langsung dari rawi yang diambil hadits darinya. Kelebihan kitab Shahih Al-Bukhari adalah terdapat pengambilan hukum fiqih, perawinya lebih terpercaya dan memuat beberapa hikmah dimana unsur-unsur ini tidak ada pada Shahih Muslim. [] SUMBER